Malam ini, saya lagi mau cerita, soalnya sesak kalo dipendem terus dalam hati, *haha.. Cerita ini bukan fiktif, apalagi rekayasa belaka, Cerita ini asli saya ambil dari sekian banyak masalah dalam hidup saya {*mode seriosa (serius)}.
Cerita ini saya beri judul > PROPOSAL SKRIPSI.
Sebelum memulai cerita, saya mau kasih informasi penting dulu (*bagi yang belum tahu apa itu proposal skripsi, proposal skripsi itu semacam tulisan yang saya ajukan untuk judul penulisan skripsi saya, jumlah halamannya sekitar 30-an lebih. Karena masih dalam bentuk pengajuan, makanya dinamakan "proposal" skripsi).
Sebelum memulai cerita, saya mau kasih informasi penting dulu (*bagi yang belum tahu apa itu proposal skripsi, proposal skripsi itu semacam tulisan yang saya ajukan untuk judul penulisan skripsi saya, jumlah halamannya sekitar 30-an lebih. Karena masih dalam bentuk pengajuan, makanya dinamakan "proposal" skripsi).
Cerita ini bermula ketika saya konsul untuk pertama kalinya dengan dosen pembimbing skripsi (disingkat PS). Saya mendapat dua orang Pembimbing Skripsi, PS pertama namanya Ibu Ermadiani dan PS kedua namanya Ibu Dewi Rina. Urutan untuk bimbingan proposal skripsi itu, saya harus menghadap ke PS kedua terlebih dahulu, baru setelahnya saya ke PS pertama, namun dikarenakan PS kedua saya sedang pergi menunaikan ibadah haji waktu itu, jadi saya bimbingan skripsi dgn PS pertama terlebih dulu. Saat akan menghadap PS pertama, saya menuju ke ruangannya sambil membawa proposal skripsi, melangkah dengan perlahan dan malu, lalu saya masuk ke ruangannya. Setibanya didalam, saya duduk di depan mejanya, dan akhirnya bertatap muka dengan PS pertama saya, Ibu Ermadiani (dipanggil Ibu Erma). Saya gugup, karena ini merupakan pertama kalinya. -__-"
.............
Saya menyerahkan proposal tersebut dengan sepenuh hati. :*) .. Lalu Ibu Erma melihatnya, saat melihat bagian cover judul. {*.......ingat!! baru cover judul yang dilihat,, isi dan tulisan di dalamnya belum dilihat oleh Beliau}. Melihat judul proposal yang bertuliskan "Analisis Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat",. Beliau langsung banyak tanya, namun dengan sigap, saya mampu menjawab semua pertanyaannya. Setelah sesi tanya jawab itu selesai, akhirnya beliau mengatakan jurus terakhirnya, *kata" yang sebenarnya tidak ingin saya dengar*. Beliau mengatakan kalau judul proposal skripsi saya udah terlalu banyak dibahas oleh mahasiswa sebelumnya, dan beliau kurang tertarik dengan judul proposal saya itu, sehingga beliau menyarankan kalau saya seharusnya mengganti judul proposal skripsi saya. #Jleeeebbbb......
.............
Saya menyerahkan proposal tersebut dengan sepenuh hati. :*) .. Lalu Ibu Erma melihatnya, saat melihat bagian cover judul. {*.......ingat!! baru cover judul yang dilihat,, isi dan tulisan di dalamnya belum dilihat oleh Beliau}. Melihat judul proposal yang bertuliskan "Analisis Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat",. Beliau langsung banyak tanya, namun dengan sigap, saya mampu menjawab semua pertanyaannya. Setelah sesi tanya jawab itu selesai, akhirnya beliau mengatakan jurus terakhirnya, *kata" yang sebenarnya tidak ingin saya dengar*. Beliau mengatakan kalau judul proposal skripsi saya udah terlalu banyak dibahas oleh mahasiswa sebelumnya, dan beliau kurang tertarik dengan judul proposal saya itu, sehingga beliau menyarankan kalau saya seharusnya mengganti judul proposal skripsi saya. #Jleeeebbbb......
Mendengar kata-kata itu, hati ini rasanya disayat dengan pisau, membuat saya tak kuat menahan rasa sakit, hingga mati rasaaa. :(
Padahal kalo saya perhatikan, judul skripsi saya tidak sama dengan skripsi-skripsi kakak tingkat yang ada di perpus fakultas ekonomi kami. Mungkin karena saya mengangkat tentang Pajak Penghasilan (PPh), makanya beliau tidak setuju, karena memang PPh yang paling umum diangkat di skripsi tentang perpajakan, tapi inti masalah yang saya angkat di skripsi saya itu berbeda dengan masalah-masalah di skripsi tentang PPh yang sebelumnya. Ini mungkin salah satu dilema dosen yang hanya melihat dari judulnya saja, tanpa membaca dengan teliti isi di dalamnya.
Selain itu yang membuat saya semakin sakit hati lagi, banyak teman saya yang mengambil judul proposal skripsi yang hampir sama dengan skirpsi kakak tingkat sebelumnya. tapi akhirnya proposal mereka malah diterima oleh PS mereka. Tapi mengapa PS pertama saya, Ibu Erma ini, sepertinya lebih idealis, dan lebih senang melihat mahasiswanya susah. {PS yang kayak ibu tiri}
Selain itu yang membuat saya semakin sakit hati lagi, banyak teman saya yang mengambil judul proposal skripsi yang hampir sama dengan skirpsi kakak tingkat sebelumnya. tapi akhirnya proposal mereka malah diterima oleh PS mereka. Tapi mengapa PS pertama saya, Ibu Erma ini, sepertinya lebih idealis, dan lebih senang melihat mahasiswanya susah. {PS yang kayak ibu tiri}
Kenapa Beliau seperti itu, Pernahkan dia berfiiiiiikkiiiiiiiiir bagaimana perjuangan saya selama ini menyelesaikan proposal itu.
Akhirnya, saya hanya meng-iyakan saran beliau, mengucapkan terimakasih, lalu keluar dari ruangannya dengan hati yang hampa dan pikiran yang kosong. (0__0)
Setibanya saya di kosan, saya mencoba berfikir positif. Mungkin ini memang cobaan yang harus saya hadapi, saya tidak boleh putus asa, saya harus tetap sabar dan tawakal menghadapi Pembimbing Skripsi yang seperti itu.
Nasehat yang selalu saya ingat "Dalam setiap langkah hidup, hambatan bisa datang kapan saja, menyerah tidak akan menyelesaikan masalah, saya harus optimis menghadapinya sampai masalah tersebut terselesaikan." :)
Namun...... Kenyataan yang sebenarnya terjadi, saya selalu lupa akan kata-kata penyemangat itu, bahkan tanpa sadar, akhir-akhir ini.....sifat malas yang selalu muncul dalam diri saya. *haha (putus asa).
Akhirnya setelah waktu berlalu, dari hari ke hari, minggu ke minggu, hingga 1 bulan lamanya, saya masih belum juga mulai mengerjakan proposal skripsi dengan judul yang baru.
Ya Allah.. mungkinkah saya sudah pasrah atau hanya kecewa untuk sejenak. :'')
Ya Allah.. mungkinkah saya sudah pasrah atau hanya kecewa untuk sejenak. :'')
.................
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar Anda...